Glitter Text Generator at TextSpace.net

BURUAN IKAT FINA


Lafadz-lafadz indah dari kitabullah masih terdengar merdu atas lisan Fina,serasa nyanyian syurgawi yang kian menggema seisi alam jagad rraya.Sepertiga malam ia selalu menghabiskan waktunya dengan beribadah terhadap sang Khaliq.Aufina na’ma adalah nama lengkapnya.Orang-orang terdekatnya akrab memanggil dengan nama Fina.Gadis mungil yang keras namun ceria,yang cerdas namun terkadang ceroboh,yang cuek namun terkadang cengeng.Ia duduk di bangku SMA.Dari keluarga yang biasa,Ibunya seorang pedagang di pasar sedang bapaknya bekerja di ladang serta memiliki dua adik laki-laki yang santun pula.

Mentari esok muncul begitu merona.Menorehkan seribu harapan manis bagi insan manusia.Kicauan burung pun tak mau kalah dengan sang alam.Orang-orang sibuk dengan profesi masing-masing.
“Bismillahirrahmanirrakhimi…Allahumma salli’ala sayyidina wamaulana muhammad”(dalam hati Fina selalu terucap lafadz tersebut ketika mengayuh sepeda nya menuju sekolahan dengan bekal restu ke dua orangtuanya serta hasil pemikiranyya setelah belajar semalam).
“SEMANGAT Fina”(ditambahkan kata itu untuk motivasi dirinya).Setelah memakirkan sepedanya,bergegas masuk kelas dengan nafas sedikit terbata-bata).
“Syukur Ya Robb…Engkau kembalikan waktu hamba-Mu ini untuk menuntut ilmu lagi”(bisik Fina).Tiba-tiba terdengar suara manis menyapanya.Sahabat Fina yang akrab di sapa Erika.
“Assalamu’alaikum ya ukhty…”(bisik Erika).
“Wa’alaikumsalamWarahmatullah sahabatku…”
“Fin…liburan semester satu nanti pada liburan bareng yuk,capek nih mikir terus belum lagi UAN nanti.Ya Allah…pengen nenangin otak ku sebentar saja”.(kata Erik)
“Cah ayu…liburan semester nanti malah harus di buat belajar dong,kesempatan itu jarang kita temui di hari-hari selanjutnya,setelah UAN…baru kita tenang,butuh pengorbanan untuk prestasi-prestasi kita.OK!”
“Tapi Fin…”(sahut Erika),
“BELIEVE ME,please!!!dah bel masuk nih,selamat menuntut ilmu sahabatku”
“OK…”(jawab Erika dengan agak sebel).
            Waktu menghadirkan kisah canda saat jam pulang sekolah tiba.
“Fin…hati-hati ya”.(tutur Erika)
“Tankks sahabatku…!”.Seketika terdengar suara laki-laki….
“Hai Fina…mau pulang ya,boleh g kpan-kapan Aku mengantarmu pulang?”(Tanya teman satu sekolahnya;Ridho)
“Maaf…bukan maksudku tidak menghargaimu,Ridho…tapi Aku masih bisa mengendarai sepedaku ini.Terimakasih tawaranya”.jawab Fina.
“Ada yang ingin ku katakan padamu Fin…setelah sekian lama semenjak kamu dating ke sekolah ini,sejak kamu kelas satu hingga sampai sekarang…dengan segudang prestasi dan piaggam penghargaan dari karya-karya mu atas cerpen-cerpen,siapa yang tak mengenalmu Fin…Aku mengagumimu!”(ucap Ridho).
“Apa maksuudmu?”(Tanya Fina sambil menuntun sepeda yang akan di kayuhnya)
“Fin…siapa teman-teman ataupun orang-orang yang tidak tertarik padamu?gadis baik,sopan,ber jilbab dan cantik!”(ppuji Ridhoi)
“Hustt…Alhamdulillah jika saemua kata itu tulus dari hatimu,namun maaf Aku tak suka pujian-pujian manis yang hingga akhirnya akan menjadi bumerang bagi hidupku kelak.Mungkin pujian itu bukan terucap untuk diriku dan maaf juga Aku harus meninggalkanmu Ridho…orangtuaku pasti kkhawatir jika Aku pulang terlalu lama”(kata Fina).
“Tapi Fin…Aku ada rasa denganmu”(sahut Ridho).Sambil mengayuh sepeda nya,Fina tak menghiraukan kata-kata Ridho,dengan senyum manis,Fina membalas perkataan temannya;Ridho.
Hari berganti dengan tampak ragu.Sang matahari lelah muncul hingga sang bulan pun tak pernah pamrih mengganntikannya.Fina…mungkin seorang gadis yang beruntung dengan sekian gadis lainnyta.Dengan jiwa penyantun,ramah…banyak orang yang menyegani karena sifat nya.Suatu ketika setelah mengajari adik-adik  nya mengaji,ia ikut berkumpul dengan ke dua orangtua nya seraya merasa rindu dengan kehangatan kasih orangtua untuk melepas rindu.
“Nduk…anakkku,Ibu dan bpakmu ingin berbicara penting denganmu”(uccap Ibu).
“Silahkan Bu…apapun yang ingin di bicarakan Ibu ddan Bapak,Insya Allah Fina dengarkan”(dengan penuuh perhatian Fina mengangguk).
“Fin…sebenarnya kamu sudah Bapak jodohkan dengan putera sahabat Ibumu nak,karena Bapak rasa Fina sudah dewasa untuk mengetahui hal ini.Namanya Fahmi,seorang drafter terkenal di kalangan pembangunan.Dulu Kmi mempunyai perjanjian dengan ayah nya dan telah di setujui,namun sekarang beliau sudah almarhum.Dan Bapak minta supaya Fina menyetujui keputusan Kami”,(kata Bapak).
“Bapak,Ibuk…bukan maksud Fina menjadi anak pembangkang ataupun durhaka,dengan seribu maaf Fina haturkan kepada Ibu,Bapak.Fina masih ingin melanjutkan sekolah,Fina ingin merengkuh masa depan,dan Fina ingin membanggakan Ibu dan Bapak…mohon mengerti lah keinginan anakmu ini.Fina juga belum kenal jauh dengan laki-laki itu”(ucap Fina).
           Anakku…kami jodohkan Fina bukan berarti kamu tidak bisa melanjutkan sekolah,dia anak yang baik,santun,penyayang terhadap orang-orang di sekitar nya.Kamu nanti akan di sekolahkan lagi olehnya”,(ujar bapak)
“Tapi…Bapak kok bisa mengenali karakter nya?apakah Bapak dan Ibu juga sudah mengenal dirinya?”(Tanya Fina penuh penasaran).
“Tentu…”,(jawab Ibu melanjutkan),karena dsia sering silaturrahmi ke rumah tanpa sepengetahuan Fina,takutnya mengganggu belajar Fina saat ini.Dia menyetujui perjodohan ini nak…mohon dipikir lagi baik-baik,demi masa depanmu anakkku!”
“Ibu dan Bapak…ini bukan keputuusan yang muddah untuk Fina,Fina menyelesaikan UAN dulu ya Bu…nanti baru Fina jawab”,(tutur Fina)
“Kapanpun Fina menjawabnya,Fahmi siapp untuk mempunyai hubungan yang serius denganmu”,(jawab Ibu)
Sang malam  yang tak begitu indah untuk di maknai oleh Fina,lambat laun membutnya mampu mengenali seorang Fahmi.Sosok asing yang menurutnya seketika muncul dalam hidupnya.Dengan kelembutan dan kesabaran Fahmi…dia mampu menyentuh hati seorang Fina.Ia pun bersikap terbuka namun ia tetap pada prinsipnya.Setelah UAN ia baru menjawab pertnyaan Ibunya.
 Sepulang sekolah,pada suatu hari…     Fina mengayuh sepeda ,mininya dengan  begitu kencang.Lamunan-lamunan tentang UAN,Fahmi,pertanyaan orangtua,dan lainnya seakan terbesit dalam benak gadis mungil itu.
“Ya Allah…kapankah semua permasalahan ini dapat hamba selesaikan?hamba-Mu rapuh tanpa-Mu.Hamba-Mu ingin membahagiakan keluuarga ku”,(dalam hati Fina berkata dan tanpa sadar airmatanya pun tertetes)…tanpa tersadar melihat jalan di depannya pun…sebuah motor menabraknya dengan perlahan namun pasti.Seorang laki-laki muda nan tmpan,tak sengaja menabrak sepeda Fina karena Fina yang salah dalam situasi ini.Fina tak sadar ssehingga ia pun di bawa ambulance menuju RS.Laki-laki itu merasa bertanggungjawab karena ia juga ikut merasakan salah.Rasa peduli yang teramat membuat perasaannya beda atas pertolongannya.Keluarga Fina pun telah dapat di hubungi dan merasa histeris dengan keadaan puterinya saat itu.
Satu minggu terlewati dengan suasana atas kesembuhan Fina.Hari demi hari keadaan Fina berangsur baik,dia telah absent dari sekolahnya.Pada suatu pagi yang cerah…laki-laki itru dating dengan membawa buah-buahan segar yang di belinya untuk Fina.Seorang ustadz yang santun dengan kepribadian yang lembut pula.Ketika siang muncul…
“Assalamu’alaikum ya ukhty…”.(tutur laki-laki itu)
“Wa’alaikumsalam…”(jawab Fina dengan senyum manis)
“Bagaimana keadaanmu?Saya orang yang bertanggungjawab atas kecelakaanmu kemarin,hingga kamu menjadi seperti sekarang ini.Maaf”,(kata lelaki itu)
 “Saya yang seharusnya banyak berterimakasih kepadamu…Saya yang salah.Dan Saya juga belum mengenalimu”,(jawab Fina seraya dalam hatinya menggelora rasa yang beda).
“Aku Izam…kamu Fina kan?”(sapa Izam)
“Kok bisa tahu?salam kenal mas…(seru Fina)
“Senang juga bertemu denganmu,Aku bisa mengenalmu saat kejadian kemarin.Maaf juga waktu yang hharus memisahkan kita Fin…sudah agak sorean dan Aku harus mengajar murid-murid ku,mungkin lain waktu kita dapat sambung lagi.Cepat sembuyh ya..”
“Mas seorang ustadz?”(Tanya Fina agak cepat)
“Tidak lah berlebihan,hanya mengajari anak-anak kecil seraya beribadah karena-Nya.Bukankah hidupo kita ini mesti beribadah? .Wa’alaikumsalam warohmatullah…”,(tutur Izam seraya melangkahkan kaki keluar ruangan)
“Wassalamu’alaikum warohmatullah…”(jawab Fina dengan penuh kagum)
“Ya Allah…mengapa rasa ini menjadi seperti ini?rasa yang tak terbiasa ku rasakan,rasa yang tak sewajarnya ku alami.Rasa semacam apakah seperti aini Ya Allah?Aku kagum dengan kepribadiaannya yang sholih.Bukan seorang yang hanya memikirkan kehidupan semata Ya Allah…”,(doa dan gumam Fina dengan segenap ketulusan).
Denting sang waktu kini mampu mengubah sang zaman.Suasana yang kemarin bising dan sepi kini berubah haru nan penuh kasih.Perasaan cinta yang bergejolak penuh ma’na menebarkan pesona dalam keseharian Fina dan Izam.Dikatakan cinta…namun Fina dan Izam layaknya menganggap sebuah arti persahabatan.Indah saat di rasa,mengenangkan seribu arti.
Malam ini…sinar langit nan cerah serta bulan Nampak ayu menyemangati Izam untuk menyatakan perasaan cinta nya kepada Fina.Setelah sekian lama tidak bertemu,membuatnya gundah hati dan terasa senyap.Saat itu juga ia  bersilaturrahmi ke rumah Fina karena dahulu ia mengetahui alamat Fina dari KTS nya.Sepanjang perjalanan…Izam memantapkan hatinya bahwa Fina lah yang pantaas untuk hatinya.Ketika sampai di rumah Fina…
“Assalamu’alaikum…”,(sambil mengetuk pintu rumah Fina)
“W’alaikumussalam…”.(jawab Fina seraya melangkahkan kaki membuka pintu)
“Mas Izam…bukann salah orang kan Aku?,suatu kehormatan Anda meluangkan waktu untuk singgshnke gubug kami”.(tutur Fina dengan perasaan tak kruan dan penuh was-was)
“Silahkan masuk mas…sampai lupa Fina,he3x!”(serunya)
“Trimakasih Fin...”
“Lantas kedatangan mas kesini ada keperluan apa?”
“Bolehkah Saya menemui ke dua orangtuamu?karena ada satu hal yang ingin saya bicarakan”.
“Baiklah Mas,duduklah dengan nyaman.Fina akan menemui Bapak dan Ibu sebentar”.(tutur Fina sambil melangkahkan kaki menuju ruang keluarga)
“Nak Izam…ada apa gerangan kah dating kemar?”(Tanya Bapak Fina penuh senyum)
“Bapak dan Ibu,ada suatu hal yang ingin Izam perbincangkan dengan Ibu dan Bapak”,(tutur Izam dengan optimisme hatinya).Sambil Fina menyajikan the hangat kepada keluarga dan Izam…
“Sebenarnya Izam dating kesini Pak…Izam ingin meng khitbah puteri Bapak.Sebelumnya Izam haturkan beribu maaf karena telah lancang bicara sedemikian jauh namun Saya merasakan dan berpikir selama ini bahwa Izam ingin mempunyai ikatan yang lebih jauh terhadap Fina dan semoga Bapak dan Ibu berkenan atas keseriusan Izam”.(tutur Izam dengan penuh harap agar diiterima oleh orangtua Fina)
“Nak Izam…bukan kah terlalu singkat Kamu mengenal Fina?,nak Izam juga seorang yang berada,tidak panttas lah Fina untuk menjadi wanita istimewa yang di inginkan nak Izam dan Fina juga masih sekolah nak”,(jawab Bapak Fina dengan perasaan ragu)
“Pak…suudilah kiranya Bapak dan Ibu menerima Izam.Keluarga Izam tak pernah memandang seorang hanya karena status atau embel-embel apapun.Bagi kami…hati dan iman lah yang membedakan diri kita di hadapan Allah SWT kelak nanti Pak”,(jawab Izam seraya menjelaskan)
“Lantas Kamu Fin…bagaimanakah perasaanmu ke nak Izam?adakah ke cocokan pada hatimu terhadapnya nak?”,(Tanya Ibu Fina)
“Fina piker kembali Bu…dan mas Izam mohon dengan sabar atas jawaban Fina nanti”,(jawaab Fina penuh haru dan sedikit bimbang)
Malam itupun menjadi rahasia indah untuk esok.Fina dan keluarganya sedang mempertimbangkan antara perjodohan itu atau Izam seorang ustadz terkenal dengan fahmi seorang drafter.Satu minggu sebelum UAN,Fina harus memutuskan pilihan terbaik untuk hidupnya.Fahmi juga telah mengetahui tentang Fina yang akan di khitbah ustadz tersebut.Dengan kesportifitasan yang di harapkan oleh Fina tak menjadikan keduanya menjauhi Fina.Fina bingung dan ragu haruss memilih antara Fahmi atau Izam.Keputusan ke dua orangtua Fina pun diserahkan kepada puterinya.Karena orangtuanya tak ingin menekan hidup dan kebahagiaan puterinya kelak.
“Esok Aku harus memilih seorang yang terbaiuk unytuk hidupku.Ya Allah…tunjukkan yang terbaik dari ke dua sosok yang berbeda tersebut.Hamba-Mu pasrah akan takdir ini.
Dalam keeheningan dan kesunyian malam seperti biasa Fina menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah.Bewrbeda dengan hari-hari bias,tiga malam terakhir ini Fina shalat istikharah untuk menentukan calon imam untuk hatinya.Daalam doanya….          
“Ya Allah…tunjukkanlah sorang istimewa yang pantas dan ikhlas menyayangi hamba tulus hanya karena-Mu,siapapun itu Ya Rob…berikanlah kekuatan cinta bagi hanba dan dia untuk mmenuju surga-Mu kelak.Rasa ini siap Fina haturkan untuk kebahagiaan haqiqi esok.Fina ingin menjadi seorang wanita yang taat kepada orangtua dan kepada-Mu Ya Allah.Amin…,”
Butiran tangis Fina telah memantabkan perasaanya atas ta’wilan mimpinya semala.Sore itu merupakan moment istimewa bagi kehidupan Fina untuk menentukan calon seorang istimewa sebelum UAN tiba.Ke dua laki-laki itpun berada di rumah Fina untuk memenuhi undangan orangtuanya serta telah siap dan bersikap sportif dengan pilihan Fina kelak.Sore itu pula menjadikan suasana tegang penuh keharuan.
“Mas Izam…kamu seorang ustadz,mampu mengubah kekosongan Fina hingga menjadi se tegar ini karena petuahmu kemarin.Fina bersyukur pernah mengenalmu sampai saat ini”
“Dan mas Fahmi…karena perjodohan ini pada awalnya Fina ragu dan ingin tidak menyetujui orangtua Fina,namun berlarut pudar karena perhatian dan peduli mas terhadap keluargaku.Menjadikan ku dapat berpikir kembali karena mas Fahmi seperti sosok kakak yang hadir untuk kehidupan Fina.Namun Fina tak mau hanya karena keputusan ini,menjadikan persahabatan ini berakhir…karena kalian mampu mengubah Fina”,(tutur Fina)
“Fin…rasa ini telah menggebu saat kau torehkan senyum tulusmu untuk ku,dan akan menjadi sahabatmu maupun kakakmu selama Fina butuh Fahmi.Perjodohan ini tak berarti apa-apa setelah kamu memilih yang terbaik”,(dengan linangan airmata dari kelopak mata Fahmi berkata penuh tulus)
“Fina…Izam juga tak kan mengakhiri persahabatan ini,setelah kamu tak memilih Izam…Izam merasakan ada pelangi cinta saat Aku memandang kepribadianmu Fin,sebuah rasa yang Izam agungkan bukan karewna nafsu belaka namun Karena ingin mendapat ridha-Nya.Seorang Fina yang mampu mengubah rasa benci menjadi pewriang…”,(tutur Izam dengan nada serius)
“Saat ini juga Fina memutuskan atas pilihan ini…Mas Izam…Aku menerima khitbahmu,segwralah ikat Aku”,(dengan nada senyum ikhlas wajah Fina memandang Izam)
“Fin…kamu serius memilih ku?Izam siap menjadi imam mukelak hingga membimbingmu menjadi istri sholihah ku.Nantiu malam orangtua dan keluarga ku dating kesini.Terimakasih Bappak dan Ibu karena telah memberi kesempaatan besar atas Fina untuk ku”,(Izam berbicara tnpa ragu dengtan senyum bahagia yang mengembang).
“Dan buat Fahmi…kamu tetap sahabatku,kawan…terimakasih atas kesportifitasan ini!!”(ucap Izam)
“Tidak apa-ap sahabatku,mungkin Fina tercipta bukan untuk jodohku melainkan adikku.Dan Fahmi bangga memiliki keluarga dan adik seperti Fina.Allah tidak akan menukar jodoh yang telah di tetapkan.Bukan begitu kawan…!”(jawab Fahmi dengan perasaan mencoba teggar).
            Suasana malam yang sendu penuh ma’na.Di iringi sang bulan Nampak merona dengan biusan bintang yang menyinari dalam hangatnya sang malam.Mengubah rasa sepi menjadi canda penuh tawa mengartikan sejuta cerita atas keluarga Fina dan Izam,perasaan bahagia saat Fina di khitbah Izam tak kan terlupakan dalam sepanjng hidupnya.Sebelum UAN…Fina telah menetapkan Izam menjadi calon imamnya.Dan setelah kelulusan Fina nanti,ia akan di sekolahkan oleh Izam untuk kelanjutan masa depannya.
“Ya Allah…inikah rahasia terindah yang Engkau ciptakan untuk hamba-Mu ini?Fina bersyukur atas karunia serta kado terindah untruk ku atas mas Izam.
Semoga mampu menjadi imam yang dapat menuntunku kelak dalam persinggahan-Mu!!...AMIINNN(doa Fina setelah acarannya selesai dalam keheningan dari sepertiga malam dari biasanya).






                        THE END

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Followers


Recent Comments